Jumat, 20 Februari 2015

Lapas Banyuasin Adakan Kegiatan Rehabilitasi dengan Metode Keagamaan untuk WBP

Rencana pengadaan kegiatan rehabilitasi dengan metode keagamaan di Lapas Klas III Banyuasin sepertinya akan segera terealisasi dalam waktu dekat. Pasalnya, Kamis (12/2), di Lapas Banyuasin telah diadakan musyawarah rencana kegiatan rehabilitasi tersebut.

Musyawarah itu diikuti oleh Kakanwil Kemenkumham Sumsel, Kalapas dan seluruh pejabat tinggi Lapas Banyuasin, juga dihadiri oleh perwakilan 6 pondok pesantren, yaitu pondok pesantren Al-Fatah, Ar-Riyadh, Qodratullah, Sabilul Muhtadin, Sabilul Hasanah, dan Nurul Iman. Selain itu, hadir juga beberapa pihak instansi setempat, seperti ketua Badan Narkotika sekaligus wakil bupati, S.A. Supriyono, kepala kantor Kementerian Agama, kepala Dinas Sosial, dan ketua Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Banyuasin

Hal-hal yang disepakati pada musyawarah tersebut adalah akan diadakannya kegiatan rehabilitasi untuk warga binaan khususnya yang terjerat kasus narkoba. Rencananya, nanti akan diberikan pembinaan secara bergilir setiap hari selama 6 bulan untuk 45 warga binaan yang dibagi dalam 3 kelas. Yang dilakukan adalah pembinaan aqidah, akhlak, hingga pendalaman Al-quran dan hadits.

Herman Sawiran selaku Kalapas Banyuasin dalam sambutannya, menyampaikan ucapan terima kasih untuk seluruh pihak yang sudah mendukung rencana kegiatan tersebut.

"Dinas Sosial akan memberikan anggaran hibah, lalu Kemenag akan memberikan susunan kurikulum nantinya. Tim pembina akan didatangkan dari pondok pesantren. Semoga rencana ini akan berjalan baik," tutur Herman.

Lapas Banyuasin Gandeng Dinas Kesehatan Lakukan Fogging

Selasa (10/2), Lapas Klas III Banyuasin bersama Dinas Kesehatan Banyuasin melalui Puskesmas Pangkalan Balai, melakukan fogging (penyemprotan insektisida secara pengkabutan).

Fogging memang sedang gencar digalakkan di kabupaten Banyuasin, terutama di daerah rawan penularan seperti sekolah, pasar, dan tempat ramai lainnya. Lapas Banyuasin yang saat ini menampung 339 warga binaan pun diwaspadai menjadi tempat penularan nyamuk penyebab Demam Berdarah Dengue (DBD).

"Fogging ini cukup efektif untuk membunuh jentik nyamuk demam berdarah," tutur Heri, salah satu pegawai dari Puskesmas.

Adi Wardana selaku kepala regu pengamanan (Karupam) Lapas Banyuasin yang sedang bertugas menambahkan, "Semoga gerakan semacam ini (fogging) lebih rutin dilaksanakan, terutama pada saat musim hujan yang rentan penyakit."